Pages

CHEMISTRY IS A MIRACLE ONE
Subscribe:

Senin, 12 Desember 2011

Puisi Kimia


Oleh:Dahvia Arisma
SN1 adalah caramu mendapatkan cintaku,...
hatiku telah terkonjugasi oleh ikatan cintamu,...
kau dan aku bersenyawa hingga siklik dan tak terputus,...
Jangan pernah kau resonansikan diriku,...
hanya aku dan aku akan masuk dalam mekanismemu kasihmu,
kau oksidasikan slalu rasaku,...
kau reduksikan keraguanku,...
hingga panah reaksi sayangmu mengasam dan tak basa kembali,

PROSPEK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KIMIA DI ERA MODERN

Oleh: Dahvia Arisma W

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan akhir-akhir ini memiliki kemajuan pesat di penjuru dunia. Pendidikan semakin hari semakin maju. Pendidikan dapat diakses langsung maupun tidak langsung, dengan jarak yang sangat jauh. Pendidikan di era modern memang berdampak dalam berbagai aspek kehidupan. Namun di negara kita tercinta ini pendidikan terus menuai kontroversi dan permasalahan. Pendidikan formal terbukti belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Pengangguran terdidik terjadi dimana-mana. Hal inilah yang membuat proses belajar mengajar harus dikembangkan.
Pendidikan adalah harapan masuk ke wilayah komunitas yang diharapkan. Pendidikan adalah awal persiapan masuk ke lapangan pergaulan luas, termasuk harapan orang tua agar anaknya dapat mempertahankan hidup di tengah masyarakat luas. Jadi, suatu hal yang pasti bahwa pendidikan itu berimajinasi seolah kehidupan masa depan itu dicita-citakan. Setiap manusia membutuhkan pendidikan demi menghadapi tantangan masa depan. Kehidupan masa depan sangat berat karena erat kaitannya dengan era globalisasi dimana globalisasi merupakan proses internasionalisasi seluruh tatanan masyarakat modern. Globalisasi memiliki dua sisi, yaitu tantangan dan prospek. Dengan kata lain terdapat dampak positif dan negatif. Dampak tersebut mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat di berbagai bidang. Oleh karena itu perlu adanya persiapan dalam banyak hal salah satunya adalah pembangunan kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan. Agar dapat menjawab tantangan jaman, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Dengan adanya globalisasi, pembelajaran kimia dituntut untuk menumbuhkan peserta didik yang kritis, aktif, kreatif dan inovatif. Pembelajaran kimia harus memperhatikan kimia sebagai proses, kimia sebagai produk, sebagai nilai dan juga sikap yang terkandung dalam pembelajaran kimia, serta aplikasi dari pembelajaran kimia. Akan tetapi, pembelajaran kimia di Indonesia sampai pada saat ini masih belum sepenuhnya memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses. Pembelajarannya masih menekankan kimia sebagai produk sehingga tidak terdapat kerja ilmiah di dalamnya. Apabila kimia sebagai proses juga diperhatikan, maka nilai dan sikap ilmiah para peserta didik pun dapat terlihat bahkan kimia sebagai produk akan diketahui sendiri oleh peserta didik. Aplikasi pembelajaran kimia juga belum diperhatikan pada pelaksanaan pembelajaran kimia. Padahal ini merupakan hal yang juga penting, kaitannya dengan pengalaman aplikatif dari ilmu kimia sebagai bekal kehidupan peserta didik.
Kebanyakan peserta didik di SMA/MA mengeluh bahwa mata pelajaran kimia sangat sulit. Kesulitan ini disebabkan karena strategi yang digunakan dalam pembelajaran kimia masih belum bisa membuat peserta didik menumbuhkan motivasi dan rasa keingintahuan untuk lebih mempelajari kimia. Apabila dalam pembelajaran kimia lebih memperhatikan kimia sebagai proses, maka kemungkinan besar kesulitan dan ketidaksenangan peserta didik terhadap kimia tidak akan terjadi. Adanya hal tersebut juga diharapkan dapat menumbuhkan motif intrinsik karena peserta didik merasa puas atas penemuannya sendiri.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas terdapat beberapa masalah. Pada makalah ini, permasalahan-permasalahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran kimia masih menekankan kimia sebagai produk belum sebagai proses sehingga nilai dan sikap ilmiah peserta didik belum begitu terlihat.
2. Aplikasi pembelajaran kimia kurang diperhatikan pada pelaksanaan pembelajaran kimia khususnya di SMA/MA.
3. Pendekatan dalam pembelajaran kimia belum dapat menumbuhkan motivasi peserta didik untuk lebih mempelajari kimia.
4. Masih adanya anggapan bahwa kimia itu sulit sehingga enggan untuk mempelajarinya.

C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dapat muncul dalam analisis ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pengembangan pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era modern.
2. Bentuk aplikasi pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era modern.

D. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang timbul dalam analisis ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era modern?
2. Bagaimana bentuk aplikasi pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era moderns?

E. Tujuan
1. Mengetahui pengembangan pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era modern.
2. Mengetahui bentuk aplikasi pembelajaran kimia di SMA/MA sebagai prospek di era modern.

F. Manfaat
1. Memberikan informasi tentang pengembangan pembelajaran kimia di SMA/MA di era modern.
2. Memberikan pengetahuan tentang bentuk aplikasi pembelajaran kimia di SMA/MA di era modern.


BAB II. PEMBAHASAN

Upaya memperkenalkan dan mengajarkan ilmu kimia kepada peserta didik, khususnya bagi anak- anak dan remaja bukanlah suatu perkara yang mudah. Terlambat mengajarkan ilmu kimia dan terlalu kaku mengajarkan ilmu kimia merupakan persoalan tersendiri yang menyebabkan tidak lancarnya transfer ilmu guru kepada peseta didiknya.
Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dikarenakan kehidupan manusia setiap hari tidak lepas dari zat-zat kimia. Ilmu kimia termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan pada eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, transformasi, dinamika, dan energitika zat (Puskur, 2002 : 6). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengajaran kimia menemukan empat kenyataan, yaitu ilmu kimia:
• Adalah ilmu yang tidak popular dan terlihat tidak ada keterkaitan di mata peserta didik
• Tidak meningkatkan kemampuan kognitif ke tingkat yang lebih tinggi
• Mengarah kepada pembentukan jurang pemisah antara peserta didik dan guru
• Tidak mengalami perubahan, karena guru takut melakukan perubahan dan guru butuh bimbingan untuk melakukan perubahan
Faktor utama atas semua kenyataan di atas sepertinya adalah karena ketiadaan keterkaitan dalam pengajaran kimia. Walaupun program sekolah terus memperkenalkan ilmu untuk mengembangkan pemahaman konseptual bagi para peserta didik, namun keterkaitan pengajaran antara bidang tidak diberikan. Penekanan pemahaman konsep dasar dan pengertian dasar ilmu pengetahuan tidak dikaitkan dengan hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Konsep tentang struktur atom atau ikatan kimia merupakan topik yang universal dalam bagian pelajaran ilmu kimia, tetapi tidak pernah dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari, seperti peningkatan kualitas udara untuk kesehatan, yang merupakan potensi awal pengembangan pengetahuan kimia secara terpadu.
Pendidikan Melalui Ilmu kimia,bukan mempelajari ilmu kimia melalui pendidikan. Jelas bahwa istilah “pendidikan melalui ilmu pendidikan ilmu kimia” menekankan pendidikan dan media pendidikan ini mengambil topik ilmu kimia. Pendidikan ilmu kimia tidak lagi tentang pelajaran tatacara menjadi ahli kimia. Ilmu kimia di sekolah menjadi bagian bagian dari pendidikan total dan kandungan ilmu kimia dipelajari untuk meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan perorangan dan kemampuan bermasyarakat. Pendidikan melalui ilmu kimia mencakup perolehan pengetahuan berikut:
a. Mempelajari pengetahuan kimia dan konsep yang penting untuk pemahaman isu socio-scientific di dalam masyarakat.
b. Melakukan pemecahan masalah secara ilmiah untuk memahami lebih baik ilmu kimia yang berlatar belakang isu socio-sientific di dalam masyarakat.
c. Memperoleh pengertian atas dasar sifat alami ilmu pengetahuan.
d. Mengembangkan keterampilan pribadi yang berkaitan dengan kreatifitas, inisiatif, bekerja aman dan lain- lain.
e. Mengembangkan sikap positif ke arah ilmu kimia sebagai komponen utama dalam mengembangkan masyarakat dan usaha ilmiah.
f. Memperoleh keterampilan komuniatif berkaitan dengan presentasi lisan, tulisan dan grafis.
g. Mengambil keputusan socio-scientific dalam hal yang berhubungan dengan isu yang timbul dari masyarakat.
h. Mengembangkan nilai sosial yang menjadi tanggung jawab suatu warga negara dan menjadikan ilmu kimia sebagai jenjang karir.
Metode pengajaran yang diharapkan adalah untuk mencapai pendekatan pengajaran yang berarti bagi peserta didik. Dalam hal ini diharapkan para guru dapat mengembangkan bahan ajar. Bahan ajar diharapkan berkaitan dengan situasi bermasyarakat, sehingga peserta didik menemukan hal- hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari. Topik pengajaran dikaitkan dengan isu yang membutuhkan keputusan peserta didik, dan untuk mengambil keputusan tersebut peserta didik harus menguasai ilmu kimia secara konseptual. Topik pengajaran dihindarkan dari penggunaan ungkapan konsep ilmu kimia, karena akan menjadi momok bagi peserta didik. Topik pengajaran selanjutnya adalah diperkenalkan secara garis besar dan ditentukan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai pada akhir pengajaran topik. Guru berfungsi sebagai pemandu yang akan member bimbingan bagaimana menggunakan konsep, dan kemudian menguraikan secara singkat cara memperoleh umpan balik. Penilaian terhadap peserta didik dilakukan dengan cara antara lain:
a. Pengamatan atas peserta didik, dengan mengamati kegiatan- kegiatan peserta didik, menyaksikan para siswa yang bereaksi terhadap komentar guru, mendengarkan komentar mereka dalam kerja kelompok dan kelas utuh.
b. Saling berinteraksi antar peserta didik secara lisan(guru yang mengaktifkan melalui pertanyaan yang berbeda informasinya, mengenai cara, member alasan, memberi prediksi dan lain- lain),
c. Menggunakan tes.
Beberapa tujuan adanya mata pelajaran kimia khususnya di SMA/MA adalah untuk meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat, memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi, membentuk sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan perilaku alam serta kemampuan kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan penerapannya dalam teknologi.
Dengan adanya tujuan tersebut, aplikasi dalam pembelajaran kimia sangat penting untuk diketahui, diperlihatkan atau dipraktekan oleh peserta didik. Pembelajaran aplikasi kimia dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pembelajaran aplikasi tidak langsung dapat berupa kunjungan ke industri-industri kimia di daerah masing-masing atau bahkan ke luar daerah. Sedangkan jika aplikasi kimia cukup sederhana, hal itu dapat langsung dilakukan di sekolah. Sebagai contoh aplikasi pembuatan sirup, pembuatan slime, pembuatan pewarna alami, pembuatan sabun dan sebagainya. Selain untuk memberikan pengetahuan atau keterampilan aplikasi kimia kepada peserta didik, hal ini juga akan dapat meningkatkan minat dan bakat peserta didik terhadap kimia dan merubah pandangan peserta didik bahwa kimia adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan, tetapi sebaliknya yaitu kimia adalah mata pelajaran yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengembangan pembelajaran kimia masa depan khususnya pada kedalaman materinya adalah berkaitan dengan popularisasi ilmu kimia kepada peserta didik yang dilanjutkan dengan mengubah metode pengajaran dan menjadikan metode kimia sebagai pengembangan kemampuan kognitif. Peserta didik mendapat penjelasan bidang- bidang yang terkait dengan ilmu kimia sebagai pusat ilmu pengetahuan, jenis bidang riset di lingkungan kimia dan lapangan kerja bagi ahli kimia sebagai profesi. Metode pengajaran juga perlu dikembangkan menjadi pendidikan melalui ilmu kimia dan bukan mempelajari ilmu kimia melalui pendidikan. Alat bantu pengajaran dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yakni menggunakan komputer dan informasi tenologi sebagai sarana pendukung. Prospek pengembangan materi kimia di masa depan diharapkan mengubah “citra” tentang ilmu kimia yang menakutkan menjadi pendidikan ilmu kimia yang dibutuhkan untuk kehidupan.
2. Bentuk pembelajaran aplikasi kimia di SMA/MA yang digunakan untuk menghadapi tantangan di era globalisasi dapat dilakukan dengan mengunjungi industri-industri kimia atau dengan praktik langsung dalam mengaplikasikan ilmu kimia.
B. Saran
1. Perlu dilakukannya pelatihan bagi pendidik tentang pengembangan pembelajaran khususnya kedalaman materi seorang pendidik sehingga dalam pelaksanaannya tidak menghadapi kendala yang berat agar dalam pengembangan pembelajaran tidak terjadi miss konsepsi.
2. Perlu adanya pembenahan kurikulum dari segala aspeknya di era modern ini dimana aplikasi dari suatu ilmu sebaiknya dapat masuk di dalamnya.

Daftar Pustaka
Abdul Rozak. (2010). Menggagas Pendidikan Masa Depan. http://unswagati-crb.ac.id/jurnal/menggagas-pendidikan-masa-depan diakses tanggal 21 Oktober 2011
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo
Hary. (2007). Pendidikan Sekarang dan Masa Depan. http://harysmk3.wordpress.com/2007/10/22/pendidikan-sekarang-dan-masa-depan/ diakses tanggal 3 Oktober 2011
Perry Burhan. Prospek Pengembangan Materi Pendidikan Kimia Masa Depan. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/66085458.pdf diakses tanggal 21 Oktober 2011
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. http://sasterpadu.tripod.com/sas_store/Kimia.pdf diakses tanggal 13 januari 2011
Swara Ditpertais.(2004).Mendesain Pendidikan Berorientasi Ke Masa Depan.http://www.ditpertais.net/swara/warta15-02.asp diakses tanggal 21 Oktober 2011
Zamroni. (2006). Paradikma Pendidikan Masa Depan. http://www.untag-sby.ac.id/index.php?mod=berita&id=38 diakses tanggal 3 Oktober 2011

Minggu, 11 Desember 2011

Bahan Tambahan Pangan Aman Konsumsi

Kompas.com - Bahan tambahan pangan (BTP) sebenarnya merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan. Yang termasuk antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, bahan antigumpal, bahan pemucat dan pengental.
Berikut adalah bahan tambahan pangan yang aman menurut SK Menkes no.722/Menkes/Per/IX/88:

1. Pengawet makanan - Asam benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan. - Sodium benzoate sebanyak 1 g per 1 kg adonan. - Asam propionate sebanyak 3 g per 1 kg adonan (untuk roti). - Belerang dioksida sebanyak 500 mg per 1 kg adonan.
2. Pewarna makanan - Ponceau 4 R untuk pewarna saus sambal dengan dosis 300 mg per 1 kg makanan atau 70 mg per 1 kg minuman. - Merah allura/allura red dengan dosis 70 mg per 1 kg makanan atau 300 mg per 1 kg adonan.
-Erytrosine dengan dosis 300 mg per 1 kg berat badan per hari. - Kuning FCF. - Sunset Yellow.
3. Pemanis - Sakarin dengan dosis 2,5 mg per 1 kg berat badan per hari. - Sodium siklamat dengan dosis 11 mg per 1 kg berat badan per hari. - Aspartam dengan dosis 40 mg per 1 kg berat badan per hari. - Sorbitol (digunakan untuk penderita diabetes dan orang yang membutuhkan kalori rendah).
4. Penyedap rasa dan aroma - MSG (mono sodium glutamate) micin/vetsin dengan dosis 120 mg per kg berat badan per hari.
5. Pemutih dan pematang tepung - Asam askorbat/ascorbic acid/vitamin C dosis 200 mg per kg berat badan per hari. - Aseton perioksida secukupnya.
6. Pengental - Pectin dosis 10 g per kg (ada 2 macam pectin apple dan pectin citrus). - Gelatin dosis 5 mg per kg. - CMC/Carboxy Methyl Cellulose.
7. Antioksidan - Asam ascorbat/Ascorbic acid/vitamin C dosis 500 mg per kg untuk produk daging. - BHT dosis 200 mg per kg sebagai antitengik untuk minyak goreng. - TBHQ dosis antitengik untuk minyak goreng.