Pages

CHEMISTRY IS A MIRACLE ONE
Subscribe:

Rabu, 02 Desember 2009


Mewujudkan lingkungan Bersih
Tidak banyak yang mengira bahwa suatu hal yang kita anggap kecil dapat mengakibatkan masalah besar. Seperti membuang sampah plastik atau membuang puntung rokok sembarang di jalan maupun di tempat umum lainnya. Apabila hanya dilakukan satu orang saja tentunya tidak terlalu bermasalah tetapi apabila semua orang melakukan hal tersebut maka akan berdamapak fatal. Seperti dapat menyebabkan tersumbat aliran sungai sehingga dapat menyebabakan banjir dan ketika melakukan hal tersebut kita tidak pernah tahu hal sekecil itu ternyata dapat mengakibat masalah.
Dalam sebuah buku karangan Isac Asimov dan Frederik Pohl yang berjudul Our Angry Earth, mereka mengutarakan “ Bagaimana sebagian besar manusia kurang menyadari realitas kehacuran lingkungan hidup yang ada disekitarnya. Ini karena penghancuran-penghancuran lingkungan hidup itu terjadi bersama-sama proses-proses yang mereka kerjakan sendiri, yang bertujuan untuk membangun masa depan. Padahal, yang terjadi sebaliknya tragedi masa depan itu justru sedang berjalan di depan dan kita sendiri menjalankannya.
Apabila kita memahami setiap makna dari kutipan buku Our Angry Earth tersebut, Siapa yang harus dipersalahkannya dan apakah kita harus menyalahkan masa depan dengan mengimplikasikan pada perkembangan kemajuan IPTEK. Sebenarnya masalah kerusakan lingkungan diperkirakan sudah ada semejak lahirnya bumi meskipun belum terlalu besar dan dengan seiring berjalan waktu hal tersebut sedikit demi sedikit mulai tampak.
Masalah lingkungan pun mulai diperhatikan oleh-oleh negara-negara di dunia dengan diadakannya konferensi Stockholm pada tanggal 5-16 Juni 1972. dan hasil dari resolusi khusus telah menetapakan 5 Juni sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Konferensi ini juga banyak menghasilkan perumusan dan arah kebijakan dalam upaya bersama dalam mengatasi kerusakan lingkungan hidup yang harus ditanggulangi.
Tidaklah cukup dengan Konferensi Stockholm saja, semenjak PBB membentuk Intergovermental Panel on Climate Change (IPPC) pada tahun 1988, seakan telah menguak kisah akan terjadi kerusakan lingkungan yang paling dasyhat yakni pemanasan global.
Berbagai upaya telah dilaksanakan dengan diadakannya juga Protokol Kyoto pada tahun 1997 yang berisi kebijakan-kebijakan mengenai lingkungan hidup internasional terpenting di abad 21. Tetapi perjanjian protokol kyoto seakan mengikat negara maju untuk mengurangi negara maju untuk mengurangi emisi rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global. Protokol kyoto juga berisi tentang kewajiban menurunkan emisi rata-rata sebesar 5% dari tingkat emisi tahun 1990 pada periode 2008-2012 dan hanya ditujukan kepada negara maju.
Bagaimana dengan negara berkembang?, seperti halnya Indonesia . Negara berkembang tidak mempunyai kewajiban menurunkan emisi ini dsebabkan karena negara berkembang hanyalah menaggung akibat yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dan negara majulah sebagai faktor penyebabnya.
Dalam Protokol kyoto juga sering terjadinya kontroversial dimana negara-negara maju seakan kurang berpatisipasi dalam mengurangi emisinya dan hanya negara berkembang yang dibebankan. Sehingga sejak dilahirkan Clean development Mechanism (CDM) merupakan sebagai solusi terbaik dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) saat ini.
Dan masih banyak lagi perjanjian dan organisasi didunia yang sampai saat ini terbentuk sebagai bentuk kepedulian dalam mewujudkan lingkungan bersih. Isu pemanasan global (global warming) sekarang ini, merupakan isu kerusakan lingkungan yang paling banyak disoroti di dunia. Tidak sedikit berbagai bentuk organisasi besar didunia dan tak terkecuali di Indonesia mencoba menyuarakan bagaimana dampak yang diakibatkan seandainya terjadi pemanasan global.
Apabila kita mencermati keadaan alam sekarang ini, sedikit demi sedikit telah mulai tampak kerusakan tersebut seperti mencairnya es di Greenland yang disebabkan perubahan dan sangat berdampak pada mningkatnya volume air laut yantg secara tidak langsung dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil di dunia, juga masih banyak lagi dampak -dampak yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan saat ini.
Dalam mewujudkan lingkungan bersih seharusnya kita memiliki kesatuan pandang dalam memiliki kesatuan pandang dalam mengatasi kerusakan lingkungan dan perkembangan teknologi sudah sepantasnya menjadi alternatif terbaik dalam mengatasi masalah ini bukan menjadikan manusia menjadi ketergantungan dalam penggunaannya. Kemajuan teknologi seakan menyulap manusia untuk menggunakan metode yang lebih cepat tetapi sebagian besar teknologi sekarang ini merupakan salah satu penyebab kerusakn lingkungan.
Maka diperlukan pemikiran-pemikiran yang bermanfaat dalam mengatasi kerusakan lingkungan dan menggunakan IPTEK sebagai modal utama dalam mncegah kerusakan lingkungan, seperti lebih menggunakan teknologi-teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Bukan tidak mungkin apabila sedikit demi sedikit perbaikan lingkungan dilakukan sesegera mungkin, kedepannya lingkungan menjadi lebik baik

0 comments:

Posting Komentar